Kategori

Senin, 26 Mei 2014

SEMIOTIKA



Semiotika termasuk dalam perspektif Interpretif, yang dapat meneropong realitas sosial khususnya peristiwa komunikasi.

SEMIOTIKA
adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungan dengan tanda-tanda lain, pengiriman dan penerimaan oleh yang menggunakannya.

Semiotika dimaksudkan sebagai ilmu tanda, ini berarti mempelajari semiotika sama dengan kita mempelajari tentang berbagai tanda. Cara kita berpakaian, apa yang kita makan dan cara kita bersosialisasi sebetulnya juga mengkomunikasikan hal-hal mengenai diri kita, dengan begitu dapat kita pelajari sebagai tanda.

SEMIOTIKA menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan merupakan tanda-tanda. Semiotika mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti (Preminger, 2001).

Dalam teks, semiotika mempelajari fungsi tanda dalam teks, yaitu bagaimana memahami sistem tanda yang ada dalam teks yang berperan membimbing pembacanya agar bisa menangkap pesan yang terkandung di dalamnya. Dengan ungkapan lain semiotika berperan untuk melakukan interogasi terhadap kode-kode yang dipasang oleh penulis agar pembaca bisa memasuki bilik-bilik makna yang tersimpan dalam sebuah teks.(Hidayat, 1966).

ANALISIS SEMIOTIK
Analisis semiotik berupaya menemukan makna tanda termasuk hal-hal tersembunyi di balik sebuah tanda (teks, iklan, berita). Sistem tanda sifatnya amat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda tersebut.

Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil pengaruh dari berbagai konstruksi sosial, tempat pengguna tanda itu berada.
Contoh, kita dapat menanyakan:

Mengapa iklan mobil menampilkan model cewek yang duduk di atas mobil ?.
Apa makna sosial lirik lagu ?.
Mengapa berita menggunakan frase/kalimat tertentu ketika menggambarkan kelompok tertentu ? dan sebagainya.

Menurut Charles S. Peirce (Fiske, 1990), tanda dibedakan atas :

Lambang
Hubungan antara tanda dan acuannya merupakan hubungan yang sudah terbentuk secara konvensional. Lambang adalah tanda yang dibentuk karena adanya konsensus dari pengguna tanda. Warna merah bagi masyarkat Indonesia adalah lambang berani, di negara lain bisa saja berbeda.

Ikon
Hubungan antara tanda dan acuannya berupa hubungan kemiripan. Dengan demikian ikon adalah bentuk tanda yang dalam berbagai bentuk menyerupai objek dari tanda tersebut. Patung kuda adalah ikon dari seekor kuda.

Indeks
Hubungan antara tanda dan acuannya timbul karena ada kedekatan eksistensi. Jadi indeks adalah suatu tanda yang mempunyai hubungan langsung (kausalitas) dengan objeknya. Asap merupakan indeks dari adanya api.

UNSUR-UNSUR TANDA

IKON
INDEKS
SIMBOL
·      Lukisan kuda
·      Gambar kuda
·      Patung kuda
·      Foto kuda
·      Sketsa kuda
·      Suara kuda
·      Suara langkah2 kuda
·      Bau kuda
·      Gerakan kuda
·      Diucapkannya kata kuda
·      Makna gambar kuda
·      Makna gerakan kuda

MODEL ANALISIS SEMIOTIK PEIRCE

Ada tiga elemen utama yang disebut Peirce sebagai segitiga makna atau triangle meaning (Fiske, 1990):

Tanda
Adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Acuan tanda ini disebut objek.

Acuan tanda (objek)
Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.

Pengguna tanda (interpretant)
Konsep pemikiran dari orang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Apabila ketiga elemen tersebut berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut.

Hal yang dikupas dari teori segitiga adalah persoalan:
Bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.


Hubungan Tanda, Objek dan Interpretan (triangle of meaning)



Lirik lagu Iwan Fals berjudul
“Bongkar”



Berdasarkan metode semiotika Peirce, dapat dilakukan analisis yang terlihat pada tabel berikut ini:

Analisis Semiotika terhadap lirik lagu “Bongkar”

Interpretant
Objek
Tanda
Pemikiran seorang Iwan Fals terhadap kondisi masyarakat Indonesia termasuk di dalamnya proses pembangunan. Iwan merasa pembangunan yang dilakukan tidak adil, belum membawa kemakmuran. Kemakmuran dinikmati oleh orang-orang kaya sedangkan masyarakat miskin sengsara. Pemikiran dan sikap ini tidak terlepas dari latar belakang iwan yang sejak muda bergaul dengan kesengsaraan rakyat, yaitu saat menjadi pengamen jalanan.
·       Fenomena penggusuran
·       Maraknya demonstrasi
·       Sikap pemerintah yang kurang peduli
·       Tidak berfungsinya wakil rakyat di DPR
Lirik lagu ”Bongkar”: Sabar-sabar-sabar dan tunggu, itu jawaban yang kami terima, ternyata kita harus ke jalan singkirkan karang yang berdiri menghadang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar